KOTAK ASING


Malam itu bumi tak mampu lagi menahan air matanya. Air mata itu jatuh berderai menghempas permukaan bumi. Derass sekali. Sehingga sang Pemimpin malam, Bulan, kehilangan jalur nya untuk menampakkan diri. Saat itu seorang gadis mungil tengah duduk sendiri di bawah hujan, merengkuh dirinya sendiri, menyelimuti sekujur tubuhnya karena hawa dingin mulai menusuk tubuhnya. Kesepian yg melanda diri nya berhasil mengalahkan rasa dingin yg ada. Gadis itu mulai terbiasa dengan kesendirian. Gadis itu sudah memiliki beberapa kebiasaan baru, memeluk tubuhnya sendiri agar kehilangan rasa dingin ketika hujan turun, memanggil dan memuji diri sendiri di kala sepi, tertawa bahagia saat dunia tak lagi tersenyum, melangkahkan kaki ke ujung kota yg tak berpenghuni. Itu semua ia pelajari akibat sudah terlalu lama bersahabat dalam kesendirian. 

Hari ini gadis itu menjalani rutinitas di pagi hari, ia mulai melangkahkan kaki gontai nya menuju dunia luar yg tak pernah ia kenal. Selama ini, dunia yg itu hanya dilalui nya saja. Saat berjalan gadis itu tak pernah melihat ke kiri atau ke kanan. "Tak ada gunanya jikalau pun aku melihatnya" kata tajam tersebut terpatri paku di dalam hatinya. 

Namun siapa sangka, hari ini dunia yg selalu di anggap nya kejam itu memberikan sebuah kejutan. Di tengah perjalanan, kaki mungilnya tersandung. Tersandung batu? Bukaann, kali ini kaki nya dihalang untuk tidak melangkah. Di depan gadis itu tehadir sebuah kotak yg ukurannya tidak terlalu besar. Lagi-lagi hatinya berkata "Peduli apa dengan barang ini" toh selama ini aku juga selalu mengabaikan apa saja, fikir si gadis. Konflik batin terjadi kal itu. Di mana rasa penasaran keluar sebagai pemenang mengalahkan logika dan hati. Gadis itu menundukm lalu membuka kotak itu. 

Siapa sangka, ratusan bahkan ribuan kertas usang tertata rapi dalam kotak itu. "Kotak apa ini? Siapa yg punya kotak ini?" berbagai pertanyaan pun menghantui si Gadis. Lagi lagi hantu penasaran berhasil mengalahkan semuanya. Tangan mungilnya mengambil salah satu kertas yg berada di tumpukan paling atas. Mata bulatnya menjelajah isi kertas. Sebuah undangan fikir gadis itu. Undangan di mana dirinya di undang untuk datang ke sebuah ladang hijau di tengah kota. Dan sepertinya undangan ini sudah tertulis sejak lama, hanya saja gadis itu baru saja menemukannya. Padahal kotak asing itu sudah lama berada di situ. Ini akibat si gadis selalu setia menemani sahabatnya, kesendirian.

Tanpa fikir panjang gadis itu membawa pulang kotak itu dengan hati riang. Riang? Sudah lama sepertinya gadis itu tidak merasakan yg namanya bahagia....


Sesampainya di rumah, gadis itu menuju tempat favoritnya. Pojokan kamar dekat jendela. Kali ini dia ingin membaca kertas selanjutnya. Setelah mengatur posisi, matanya membaca lembar demi lembar kertas-kertas yg ada di kotak itu. Matanya terasa pegal. Namun dia masih tidak mau memberhentikan diri untuk membaca.  Ia terlalu hanyut bersama kisah kisah yg di ceritakan oleh sang penulis. Semua kertas kertas itu memiliki berbagai macam cerita. Dan gadis itu sangat menikmati ceritanya. Haru, sedih dan bahagia meliputi dirinya saat ini. Jarang sekali dia bisa merasakan hal hal seperti ini. Di tengah perjuangannya dalam menyelesaikan semua kertas itu, muncul sebuah pertanyaan, "Siapa penulis semua ini? Mengapa semua ceritanya mirip dengan kisah hidupku?" tanya sang gadis dalam hati.


#bersambung .....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengagumi Mu Dalam Diam

Masih Sama

Benang Merah