Benang Merah
Desember 2012, Perpustakaan Soeman HS Lantai 2
Ini sudah jadi kebiasaan kita, mengunjungi perpus daerah yang banyak buku terus dingin. Orang yang ada disampingku ini adalah partner dalam segala hal. Tepat hari ini genap sudah kami 1 tahun 8 bulan bersama-sama. Hubungan jarak jauh yang kami lakoni masih bisa diatasi dan seperti kelihatannya kami baik-baik saja. Yaa setidaknya sampai 2 bulan lalu. Sebelum kamu kembali kesini.
Aku: Kamu kalau masih ada kegiatan di sana bilang dong, aku kan bukan peramal yang bisa tau semua kegiatan kamu. Kalau kamu gak bilang telepati doang mah mana cukup. Kalau kamu bilang kan aku bisa siapin diri sama agenda lain buat ngisi liburan aku. Ini enggak, kamu pake rahasiaan segala. Kan kesal
Kamu: Ya terserah aku dong mau kasih tau kamu apa enggak, Lagian kamu maksa sih aku buat pulang, semua yang aku rencanain gagal.
Begitulah hari kita sore itu, mempermasalahkan hal yang tak selayaknya kita permasalahkan. Aku yang dengan pendirianku menginginkan kamu untuk kembali secepatnya. Dengan alur pikir yang tak kumengerti kamu selalu bertindak dengan caramu sendiri. Sejak hari itu hubungan kita sudah mulai retak. Selisih paham, beda pendapat, berdebat atas hal yang tak penting mengisi hari-hari kita. Dalam jarak yang membentang aku dan kamu bergelut berusaha selamat dari rintangan.
Desember 2014 tahun lalu
Aku dan kamu masih mampu bertahan dalam hubungan jarak jauh yang cukup melelahkan. Jenuh, bosan, muak sudah jadi kata-kata umum menggantikan kata-kata sayang, love you dalam setiap pesan singkat kita. Perubahan yak tak pernah kusangka. Pertengkaran-pertengkaran hebat selalu terjadi. Dan akhirnya kita memutuskan untuk jalan masing-masing.
Aku membalas pesan singkatmu seperti biasa
Aku: Kamu lagi apa?
Kamu: Main
Aku: Gak kuliah?
Kamu: Masuk siang
Aku: Kamu masih marah? Jangan jauhin aku gitu dong
Kamu: Enggak. Biasa aja kok
Aku: Kamu pulang? Kapan?
Kamu: Belum tau. Udahlah. Udah mau selesai pun
Aku: Aku gak mau putus yaa
Kamu: Udahlah, gak bisa sama-sama lagi
..............
Begitulah isi percakapan kita. Singkat, jutek, gak lagi sama-sama perhatian. Sampai akhirnya kita bener-bener selesai. Tak bisa lagi sama-sama.
Aku: Kalau aku boleh tau alasan kamu putusin aku apa ya?
Kamu: ..............
Alasan itu sejujurnya sudah kuketahui. Dan kamu tau, aku menyesal, Melepasmu adalah hal yang paling bodoh yang pernah kulakukan. Kamu yang one in milion susah nemu yang sama, satu-satunya dan langka banget. Berkali-kali aku mencoba untuk membuat kamu kembali, tapi usahaku sia-sia. Orang-orang selalu bilang kalau jodoh gak bakalan kemana. Kamu pernah tau kisah benang merah gak? Jadi, kalau kita jodoh, kita akan ketemu lagi gimanapun caranya. Karena kita terikat benang merah satu sama lain. Benang tipis yang selalu menghubungkan kita. Dan aku selalu punya harapan aku dan kamu terikat oleh benang tersebut.
To be continue....
Ini sudah jadi kebiasaan kita, mengunjungi perpus daerah yang banyak buku terus dingin. Orang yang ada disampingku ini adalah partner dalam segala hal. Tepat hari ini genap sudah kami 1 tahun 8 bulan bersama-sama. Hubungan jarak jauh yang kami lakoni masih bisa diatasi dan seperti kelihatannya kami baik-baik saja. Yaa setidaknya sampai 2 bulan lalu. Sebelum kamu kembali kesini.
Aku: Kamu kalau masih ada kegiatan di sana bilang dong, aku kan bukan peramal yang bisa tau semua kegiatan kamu. Kalau kamu gak bilang telepati doang mah mana cukup. Kalau kamu bilang kan aku bisa siapin diri sama agenda lain buat ngisi liburan aku. Ini enggak, kamu pake rahasiaan segala. Kan kesal
Kamu: Ya terserah aku dong mau kasih tau kamu apa enggak, Lagian kamu maksa sih aku buat pulang, semua yang aku rencanain gagal.
Begitulah hari kita sore itu, mempermasalahkan hal yang tak selayaknya kita permasalahkan. Aku yang dengan pendirianku menginginkan kamu untuk kembali secepatnya. Dengan alur pikir yang tak kumengerti kamu selalu bertindak dengan caramu sendiri. Sejak hari itu hubungan kita sudah mulai retak. Selisih paham, beda pendapat, berdebat atas hal yang tak penting mengisi hari-hari kita. Dalam jarak yang membentang aku dan kamu bergelut berusaha selamat dari rintangan.
Desember 2014 tahun lalu
Aku dan kamu masih mampu bertahan dalam hubungan jarak jauh yang cukup melelahkan. Jenuh, bosan, muak sudah jadi kata-kata umum menggantikan kata-kata sayang, love you dalam setiap pesan singkat kita. Perubahan yak tak pernah kusangka. Pertengkaran-pertengkaran hebat selalu terjadi. Dan akhirnya kita memutuskan untuk jalan masing-masing.
Aku membalas pesan singkatmu seperti biasa
Aku: Kamu lagi apa?
Kamu: Main
Aku: Gak kuliah?
Kamu: Masuk siang
Aku: Kamu masih marah? Jangan jauhin aku gitu dong
Kamu: Enggak. Biasa aja kok
Aku: Kamu pulang? Kapan?
Kamu: Belum tau. Udahlah. Udah mau selesai pun
Aku: Aku gak mau putus yaa
Kamu: Udahlah, gak bisa sama-sama lagi
..............
Begitulah isi percakapan kita. Singkat, jutek, gak lagi sama-sama perhatian. Sampai akhirnya kita bener-bener selesai. Tak bisa lagi sama-sama.
Aku: Kalau aku boleh tau alasan kamu putusin aku apa ya?
Kamu: ..............
Alasan itu sejujurnya sudah kuketahui. Dan kamu tau, aku menyesal, Melepasmu adalah hal yang paling bodoh yang pernah kulakukan. Kamu yang one in milion susah nemu yang sama, satu-satunya dan langka banget. Berkali-kali aku mencoba untuk membuat kamu kembali, tapi usahaku sia-sia. Orang-orang selalu bilang kalau jodoh gak bakalan kemana. Kamu pernah tau kisah benang merah gak? Jadi, kalau kita jodoh, kita akan ketemu lagi gimanapun caranya. Karena kita terikat benang merah satu sama lain. Benang tipis yang selalu menghubungkan kita. Dan aku selalu punya harapan aku dan kamu terikat oleh benang tersebut.
To be continue....
Komentar
Posting Komentar