Semestaku Tanpa Hadirnya
Cukup menarik jika saat ini aku kembali membiarkan jari jemariku kembali menari dengan gerakannya yang khas di atas keyboardku. Selalu, setiap aku jenuh akan kehidupan sepertinya menulis adalah salah satu cara yang bisa mengalirkan energi negatif dalam diriku, dan kembali menjadi sulutan api untuk kembali mencoba menjadi pe-nyair.
Kurang lebih sudah 150 hari aku dan dirinya berada didalam semesta yang kami coba ciptakan sendiri. Dengan pergerakan waktu dan rasa yang mungkin berbeda dari semesta yang dimiliki orang lain. Atau mungkin tidak akan sama kisahnya dengan semesta mereka yang lain. Iya semesta kita ini memiliki lintasan dan pergerakan waktu yang berbeda. Dua hati yang berjalan saling beriringan dengan rasa, lalu terpisahkan oleh jarak, disatukan oleh doa. Dibawah ketetapan-Nya tetap berusaha menjalani cerita panjang, setiap ragu dan sedih selalu coba dihindari.
Jalan bergandengan tangan, menyeduh secangkir kopi dipagi hari sebelum menyongsong indahnya mentari, berbagi piring saat makan malam, bercerita tentang lelahnya hari ini didalam pelukmu sebelum malamku menjadi pagi adalah hal-hal yang sulit untuk dilakukan setiap hari. Hari-hari berlalu silih berganti antara siang dan malam, saling mendoakan agar mereka atau kamu yang dirindukan selalu sehat dan bahagia adalah hal paling bijak yang bisa dilakukan setiap harinya. Karena ketika kalimat rindu itu diutarakan, semestaku tak akan bisa langsung untuk mengurangi pedihnya merindu. Butuh waktu untuk bisa memecahkan celengan rindu. Ya kira-kria begitulah sepenggal kisah pada semestaku, semestaku tanpa hadirnya dirimu.
Perbedaan zona waktu dan rasa pada semesta kita ini bukanlah sebuah bencana. Tapi ini adalah tantangan, bagaimana bisa semesta kita ini menjadi semesta paling indah yang kita punya adalah hal-hal yang harus kita diskusikan dan kita rencanakan bersama. Karena terjebaknya aku dalam kehidupan bersamamu pada saat ini adalah pilihan yang tidak pernah kusesali sedari awal aku membulatkan hati untuk bergandengan pada tangan yang jauh, bersandar pada bahu yang samar, hanya saja aku yakin, bahkan sangat yakin pada hati dan rasamu yang tak pernah pudar hingga saat ini. Selau hangat, selalu ada, selalu mendekapku dalam doa-doamu, selalu menenangkanku dalam setiap bait nasihat yang kau lakukan setiap hari, selalu tegas pada keputusan pada suaramu yang tegas namun menenangkan. Saat waktunya jarak berhasil kita dekap untuk sesaat, saat itulah aku merasakah bahwa kebahagiaan yang aku rasakan benar nyata adanya. Sekalipun setelah itu jarak tetap akan terasa namun sayang dan kasihmu akan tetap ada dalam setiap detiknya. Maka dari itu aku nyatakan bahwa semestaku tanpa hadirnya adalah hal yang tetap aku hargai sebagai sebuah keputusan indah dari-Nya untuk menjadi wanita dewasa dan mandiri, dan kuyakin suatu saat semestaku akan selalu ada dirimu. Aku akan tunggu saat dimana kopi yang kuseduh tetap hangat bersamamu, genggaman tanganmu pada kedua tangan mungilku ini setiap kita jalan memilih item belanja di supermarket, akan kuceritakan hal bodoh dari drama yang kutonton hari ini dan semua hal indah lainnya, tidak hanya sesaat tetapi setiap hari.
-Bagi kalian yang memiliki zona waktu dan rasa yang berbeda dibanding kisah mereka yang lain, maka percayalah bahwa kalian tetap akan memiliki semesta yang indah saat kalian yakin bahwa hidup dengan ketetapan-Nya adalah yang terbaik -
Kurang lebih sudah 150 hari aku dan dirinya berada didalam semesta yang kami coba ciptakan sendiri. Dengan pergerakan waktu dan rasa yang mungkin berbeda dari semesta yang dimiliki orang lain. Atau mungkin tidak akan sama kisahnya dengan semesta mereka yang lain. Iya semesta kita ini memiliki lintasan dan pergerakan waktu yang berbeda. Dua hati yang berjalan saling beriringan dengan rasa, lalu terpisahkan oleh jarak, disatukan oleh doa. Dibawah ketetapan-Nya tetap berusaha menjalani cerita panjang, setiap ragu dan sedih selalu coba dihindari.
Jalan bergandengan tangan, menyeduh secangkir kopi dipagi hari sebelum menyongsong indahnya mentari, berbagi piring saat makan malam, bercerita tentang lelahnya hari ini didalam pelukmu sebelum malamku menjadi pagi adalah hal-hal yang sulit untuk dilakukan setiap hari. Hari-hari berlalu silih berganti antara siang dan malam, saling mendoakan agar mereka atau kamu yang dirindukan selalu sehat dan bahagia adalah hal paling bijak yang bisa dilakukan setiap harinya. Karena ketika kalimat rindu itu diutarakan, semestaku tak akan bisa langsung untuk mengurangi pedihnya merindu. Butuh waktu untuk bisa memecahkan celengan rindu. Ya kira-kria begitulah sepenggal kisah pada semestaku, semestaku tanpa hadirnya dirimu.
Perbedaan zona waktu dan rasa pada semesta kita ini bukanlah sebuah bencana. Tapi ini adalah tantangan, bagaimana bisa semesta kita ini menjadi semesta paling indah yang kita punya adalah hal-hal yang harus kita diskusikan dan kita rencanakan bersama. Karena terjebaknya aku dalam kehidupan bersamamu pada saat ini adalah pilihan yang tidak pernah kusesali sedari awal aku membulatkan hati untuk bergandengan pada tangan yang jauh, bersandar pada bahu yang samar, hanya saja aku yakin, bahkan sangat yakin pada hati dan rasamu yang tak pernah pudar hingga saat ini. Selau hangat, selalu ada, selalu mendekapku dalam doa-doamu, selalu menenangkanku dalam setiap bait nasihat yang kau lakukan setiap hari, selalu tegas pada keputusan pada suaramu yang tegas namun menenangkan. Saat waktunya jarak berhasil kita dekap untuk sesaat, saat itulah aku merasakah bahwa kebahagiaan yang aku rasakan benar nyata adanya. Sekalipun setelah itu jarak tetap akan terasa namun sayang dan kasihmu akan tetap ada dalam setiap detiknya. Maka dari itu aku nyatakan bahwa semestaku tanpa hadirnya adalah hal yang tetap aku hargai sebagai sebuah keputusan indah dari-Nya untuk menjadi wanita dewasa dan mandiri, dan kuyakin suatu saat semestaku akan selalu ada dirimu. Aku akan tunggu saat dimana kopi yang kuseduh tetap hangat bersamamu, genggaman tanganmu pada kedua tangan mungilku ini setiap kita jalan memilih item belanja di supermarket, akan kuceritakan hal bodoh dari drama yang kutonton hari ini dan semua hal indah lainnya, tidak hanya sesaat tetapi setiap hari.
-Bagi kalian yang memiliki zona waktu dan rasa yang berbeda dibanding kisah mereka yang lain, maka percayalah bahwa kalian tetap akan memiliki semesta yang indah saat kalian yakin bahwa hidup dengan ketetapan-Nya adalah yang terbaik -
Komentar
Posting Komentar