Mulai saat ini, saya akan berusaha untuk menyempatkan diri untuk menulis. Semua nya hanya sebuah cerita, entah nyata entah tidak hanya penulis yang mengetahuinya.
Teruntuk kamu seseorang yg selalu kunantikan kehadirannya. Teruntuk kamu sesorang yg ingin ku lihat tatapan matanya. Teruntuk kamu seseorang yg indah senyum nya. Teruntuk kamu, orang yg beberapa waktu terakhir membekukan waktuku untuk sementara. Aku selalu menantikan pagi, agar aku bisa melihat sosok mu. Merekam penuh semua tentang mu pada hari itu. Lalu, aku selalu menantikan esok pagi, untuk bisa melihat kamu lagi. Kamu kamu dan kamu. Kenapa harus kamu? Perasaan seperti ini pernah aku rasakan. Tapi itu dulu. Dulu sekaliii. Bahkan aku sudah hampir lupa bagaimana rasanya. Rasa deg-deg an saat ke-2 mata ku beradu temu dengan mata seseorang. Dan sekarang aku merasakan lagi hal itu. Awalnya aku hanya menikmati keindahan yg hadir setiap paginya di hari ku. Namun, tak ada yg tahu kalau pada akhir nya aku menyukai mu. Ini juga bukan mau ku. Ini juga bukan salah mu. Bahkan semua nya tak pernah kita rencanakan. Tak pernah ku tahu kalau suatu saat nanti aku akan berkenalan denganmu. Perkenala...
Desember 2012, Perpustakaan Soeman HS Lantai 2 Ini sudah jadi kebiasaan kita, mengunjungi perpus daerah yang banyak buku terus dingin. Orang yang ada disampingku ini adalah partner dalam segala hal. Tepat hari ini genap sudah kami 1 tahun 8 bulan bersama-sama. Hubungan jarak jauh yang kami lakoni masih bisa diatasi dan seperti kelihatannya kami baik-baik saja. Yaa setidaknya sampai 2 bulan lalu. Sebelum kamu kembali kesini. Aku: Kamu kalau masih ada kegiatan di sana bilang dong, aku kan bukan peramal yang bisa tau semua kegiatan kamu. Kalau kamu gak bilang telepati doang mah mana cukup. Kalau kamu bilang kan aku bisa siapin diri sama agenda lain buat ngisi liburan aku. Ini enggak, kamu pake rahasiaan segala. Kan kesal Kamu: Ya terserah aku dong mau kasih tau kamu apa enggak, Lagian kamu maksa sih aku buat pulang, semua yang aku rencanain gagal. Begitulah hari kita sore itu, mempermasalahkan hal yang tak selayaknya kita permasalahkan. Aku yang dengan pendirianku menginginkan...
Cukup menarik jika saat ini aku kembali membiarkan jari jemariku kembali menari dengan gerakannya yang khas di atas keyboardku. Selalu, setiap aku jenuh akan kehidupan sepertinya menulis adalah salah satu cara yang bisa mengalirkan energi negatif dalam diriku, dan kembali menjadi sulutan api untuk kembali mencoba menjadi pe-nyair. Kurang lebih sudah 150 hari aku dan dirinya berada didalam semesta yang kami coba ciptakan sendiri. Dengan pergerakan waktu dan rasa yang mungkin berbeda dari semesta yang dimiliki orang lain. Atau mungkin tidak akan sama kisahnya dengan semesta mereka yang lain. Iya semesta kita ini memiliki lintasan dan pergerakan waktu yang berbeda. Dua hati yang berjalan saling beriringan dengan rasa, lalu terpisahkan oleh jarak, disatukan oleh doa. Dibawah ketetapan-Nya tetap berusaha menjalani cerita panjang, setiap ragu dan sedih selalu coba dihindari. Jalan bergandengan tangan, menyeduh secangkir kopi dipagi hari sebelum menyongsong indahnya mentari, berbagi pirin...
Komentar
Posting Komentar