Bertemu Kembali
#Lanjutan serial Benang Merah#
Hari-hari kujalani seperti biasa. Pergi kuliah, terlibat dalam kegiatan keahasiswaan, menjadi penghuni tetap perpustakaan, pergi nongkorong dan sebagainya. 2 tahun sudah berlalu. Sejak aku tidak lagi memiliki partner yang bisa selalu aku banggakan. Kita yang tidak pernah berkabar tapi aku masih sedikit tau tentangmu. Mengikuti perkembanganmu melalui dunia maya menjadi kegiatan rutin yang aku lakukan. Orang-orang selalu mengatakan apa lagi yang harus aku harapkan darimu. Sungguh entah dimana akal sehatku yang sudah tak peduli lagi dengan harga diri, gengsi dan lainnya. Aku hanya terlalu menyayangimu.
Kamu tau, hari ini mugnkin hari yang akan aku masukkan kedalam daftar hari bersejarah dalam hidupku. Wisuda! Akhirnya setalah 3 tahun 4 bulan aku menempuh pendidikan S1 di sini, di kota yang selalu mempertemukan kita, akirnya gelar itu berhasil aku tambahkan dibelakang namaku. Toga itu telah terpasang rapi diatas kepalaku, dengan balutan kebaya gold maroon aku dengan bangganya maju sebagai mahasiswa pemuncak. Dan kamu tau? Salah satu prioritas terbsesar dalam hidupku sudah tercapai. Dan anehnya apa? Aku menerima kabar bahwa kamu juga telah berhasil menjalani sidang disana, dikampus kebanggaanmu. Lusa adalah hari yang juga akan masuk dalam daftar hari bersejarahmu. Setelah selesai foto keluarga dan rangkaian acara kelulusanku, aku lalu membuka laptop dan mencari tiket pesawat, frustasi aku mencarinya aku memutuskan untuk mendatangi rumah seorang temanku yang mempunyai agent travel. Ya, hari sudah menunjukkan pukul 20.30, cukup larut jika aku harus memutuskan jadwal flight malam ini. Mungkin dewi fortuna malam ini berada dipihakku, besok pagi ja, 07.45 aku akan flight ke kota itu, tempat yang ada kamunya. Ah, mungkin aku sudah gila. Janjiku adalah akan datang ketika kamu memakai toga itu dengan bangganya, bersama atau tidak kita aku akan tetap melakukannya. Dan itulah yang sekarang aku lakukan, memenuhi janji 5 tahun lalu, ketika kita masih bersama. Dengan percaya diri aku melakukannya entah kamu sudah ada pendamping atau tidak aku tidak peduli.
Sekarang aku sudah duduk di bangku pesawat, tepat tadi malam aku memberitahu salah seorang sahabatku -yang yaa sekampus denganmu- bahwa aku akan mengunjunginya hari ini. Jika dia tau alasanku pergi, dia pasti akan marah besar. Jadi aku memilih berbohong dan mengatakan bahwa aku ada urusan mendadak yang harus kulakukan disana. Sehingga dengan tenang aku akan diijinkan untuk menginap gratis dikosannya. Lebih kurang dalam beberapa menit lagi aku akan sekota denganmu. Dan otakku mulai merancang cerita yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Ah aku gila
-Hari kamu wisuda-
Tak butuh waktu banyak untuk siap-siap karena aku akan pergi apa adanya, berusaha mencari seseorang yang selalu ingin kulihat tapi tak pernah berhasil kutemui. Kemungkinan aku bertemu kamu sangat kecil, tapi tak apalah setidaknya aku telah mencoba. Dulu, aku pernah kesini, melihat-lihat kampusmu, melihat ruangan tempat kamu menuntut ilmu, dan aku juga sudah tau dimana kamu akan menambhakan gelar dibelakang namamu. Tak ragu aku menuju kesana, auditorium yang besar dan pasti akan ramai dipenuhi orang, sulit untuk menemuimu. Dan untungnya aku tidak kehabisan akal, aku punya seorang teman yang juga merupakan temanmu, dan aku telah mengontaknya. Sekali lagi dewi fortuna berteman denganku. Aku melihat kamu diantara mereka, orang-orang yang mungkin aku pernah melihatnya lewat foto - teman seangakatanmu -. Tak salah lagi, kamu masih seperti dulu, tawamu bahkan suaramu tak ada yang berubah, ada satu yang berubah, rambutmu tak lagi gondrong. Potongan rapi seperti seorang yang siap melangkah maju menjadi seorang pengusaha sukses. Itu kamu! Aku hanya melihatmu dari kejauhan, Keluaragmu lengkap, karena aku melihat abang dan kedua adikmu disana. Aku bahagia melihat kamu bahagia. Tak berani aku mendekatimu, aku mengambil handphoneku, mengambil beberapa fotomu dari jauh, lalu kupilih beberapa yang bagus. Aku mengirimnya lewat pesan singkat ke kamu dengan beberapa bait ucapan selamat,
Hai,
Selamat ya, salah satu prioritas terbesar dalam hidupmu sudah tercapai. Ini adalah awal dari kehidupan, semoga kamu akan lebih baik kedepannya.
Ini janji sepihak yang dulu pernah kukatakan dan kamu tidak menyetujuinya kan? Jadi, aku hanya akan melihatmu dari jauh. I'm happy for you, congradutaion you! Kalau sekarang kamu ada pendamping wisuda, aku kirim salam yah sama dia. Semoga kalian bahagia selalu. See you when I see you again. Aku pamit ya, bye :)
Setelah mengetik beberapa kalimat aku mengirim fotonya yang kuambil dari jauh sebagai bukti bahwa aku benar-benar menepati janji sepihakku. Lalu aku juga menulis beberapa kalimat singkat yang kuselipkan dikarangan bunga mawar merah dan aku meminta salah seorang yang tak kukenal unuk memberikannya kekamu. Setalah memastikan kamu menerimanya, aku mundur. Aku pulang. Aku tidak nangis, mungkin karena angin siang itu terlalu kuat, sehingga mataku berair.
Sorenya aku memutuskan untuk pergi berlibur ke Bandung. Sekaligus mengecek beberapa hal yang menyangkut masa depanku. Aku sudah pamit dengan sahabtku, dan mengatakan bahwa aku bisa pergi sendiri. Lagian salah seorang teman dekatku akan menjemputku distasiun setelah aku sampai. Kota ini harus segera aku tinggalkan, karena terlalu banyak kamu disini.
Baru saja aku keluar dari gerbang kosan sahabatku, aku melihat seorang sedang berjalan kearahku, diam lalu membantuku membawa barangku. Kamu? Bener ini kamu? Degup janjtungku menjadi tidak karuan.
Kamu: Hai...
Aku: Halo. Ngapain disini?
Kamu: Aku yang harusnya nanya, mau kemana? Kok gak bilang kalau disini?
Aku: Mau ke bandung ngurus sesuatu. Hmm, sesuai janji kok. Kan gak boleh ganggu kamu lagi.
Kamu: Iya juga ya, besok-besok kalau kesini kasih tau aku ya. Hmm, makasih udah mau datang :)
Begitulah aku dan kamu dipertemukan kembali. Bahagia adalah ketika aku bisa kembali nyaman memulai percakapan denganmu. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, dipihakku tidak ada yang berubah. Kamu masih jadi tempat ternyamanku, selalu. Sore itu, kamu menjadi orang yang ingin kupeluk. Dan tiba-tiba kamu yang duluan memelukku tepat sebelum aku naik bus. Apa ini? Apa maksudnya?
#to be continued in several month#
Hari-hari kujalani seperti biasa. Pergi kuliah, terlibat dalam kegiatan keahasiswaan, menjadi penghuni tetap perpustakaan, pergi nongkorong dan sebagainya. 2 tahun sudah berlalu. Sejak aku tidak lagi memiliki partner yang bisa selalu aku banggakan. Kita yang tidak pernah berkabar tapi aku masih sedikit tau tentangmu. Mengikuti perkembanganmu melalui dunia maya menjadi kegiatan rutin yang aku lakukan. Orang-orang selalu mengatakan apa lagi yang harus aku harapkan darimu. Sungguh entah dimana akal sehatku yang sudah tak peduli lagi dengan harga diri, gengsi dan lainnya. Aku hanya terlalu menyayangimu.
Kamu tau, hari ini mugnkin hari yang akan aku masukkan kedalam daftar hari bersejarah dalam hidupku. Wisuda! Akhirnya setalah 3 tahun 4 bulan aku menempuh pendidikan S1 di sini, di kota yang selalu mempertemukan kita, akirnya gelar itu berhasil aku tambahkan dibelakang namaku. Toga itu telah terpasang rapi diatas kepalaku, dengan balutan kebaya gold maroon aku dengan bangganya maju sebagai mahasiswa pemuncak. Dan kamu tau? Salah satu prioritas terbsesar dalam hidupku sudah tercapai. Dan anehnya apa? Aku menerima kabar bahwa kamu juga telah berhasil menjalani sidang disana, dikampus kebanggaanmu. Lusa adalah hari yang juga akan masuk dalam daftar hari bersejarahmu. Setelah selesai foto keluarga dan rangkaian acara kelulusanku, aku lalu membuka laptop dan mencari tiket pesawat, frustasi aku mencarinya aku memutuskan untuk mendatangi rumah seorang temanku yang mempunyai agent travel. Ya, hari sudah menunjukkan pukul 20.30, cukup larut jika aku harus memutuskan jadwal flight malam ini. Mungkin dewi fortuna malam ini berada dipihakku, besok pagi ja, 07.45 aku akan flight ke kota itu, tempat yang ada kamunya. Ah, mungkin aku sudah gila. Janjiku adalah akan datang ketika kamu memakai toga itu dengan bangganya, bersama atau tidak kita aku akan tetap melakukannya. Dan itulah yang sekarang aku lakukan, memenuhi janji 5 tahun lalu, ketika kita masih bersama. Dengan percaya diri aku melakukannya entah kamu sudah ada pendamping atau tidak aku tidak peduli.
Sekarang aku sudah duduk di bangku pesawat, tepat tadi malam aku memberitahu salah seorang sahabatku -yang yaa sekampus denganmu- bahwa aku akan mengunjunginya hari ini. Jika dia tau alasanku pergi, dia pasti akan marah besar. Jadi aku memilih berbohong dan mengatakan bahwa aku ada urusan mendadak yang harus kulakukan disana. Sehingga dengan tenang aku akan diijinkan untuk menginap gratis dikosannya. Lebih kurang dalam beberapa menit lagi aku akan sekota denganmu. Dan otakku mulai merancang cerita yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Ah aku gila
-Hari kamu wisuda-
Tak butuh waktu banyak untuk siap-siap karena aku akan pergi apa adanya, berusaha mencari seseorang yang selalu ingin kulihat tapi tak pernah berhasil kutemui. Kemungkinan aku bertemu kamu sangat kecil, tapi tak apalah setidaknya aku telah mencoba. Dulu, aku pernah kesini, melihat-lihat kampusmu, melihat ruangan tempat kamu menuntut ilmu, dan aku juga sudah tau dimana kamu akan menambhakan gelar dibelakang namamu. Tak ragu aku menuju kesana, auditorium yang besar dan pasti akan ramai dipenuhi orang, sulit untuk menemuimu. Dan untungnya aku tidak kehabisan akal, aku punya seorang teman yang juga merupakan temanmu, dan aku telah mengontaknya. Sekali lagi dewi fortuna berteman denganku. Aku melihat kamu diantara mereka, orang-orang yang mungkin aku pernah melihatnya lewat foto - teman seangakatanmu -. Tak salah lagi, kamu masih seperti dulu, tawamu bahkan suaramu tak ada yang berubah, ada satu yang berubah, rambutmu tak lagi gondrong. Potongan rapi seperti seorang yang siap melangkah maju menjadi seorang pengusaha sukses. Itu kamu! Aku hanya melihatmu dari kejauhan, Keluaragmu lengkap, karena aku melihat abang dan kedua adikmu disana. Aku bahagia melihat kamu bahagia. Tak berani aku mendekatimu, aku mengambil handphoneku, mengambil beberapa fotomu dari jauh, lalu kupilih beberapa yang bagus. Aku mengirimnya lewat pesan singkat ke kamu dengan beberapa bait ucapan selamat,
Hai,
Selamat ya, salah satu prioritas terbesar dalam hidupmu sudah tercapai. Ini adalah awal dari kehidupan, semoga kamu akan lebih baik kedepannya.
Ini janji sepihak yang dulu pernah kukatakan dan kamu tidak menyetujuinya kan? Jadi, aku hanya akan melihatmu dari jauh. I'm happy for you, congradutaion you! Kalau sekarang kamu ada pendamping wisuda, aku kirim salam yah sama dia. Semoga kalian bahagia selalu. See you when I see you again. Aku pamit ya, bye :)
Setelah mengetik beberapa kalimat aku mengirim fotonya yang kuambil dari jauh sebagai bukti bahwa aku benar-benar menepati janji sepihakku. Lalu aku juga menulis beberapa kalimat singkat yang kuselipkan dikarangan bunga mawar merah dan aku meminta salah seorang yang tak kukenal unuk memberikannya kekamu. Setalah memastikan kamu menerimanya, aku mundur. Aku pulang. Aku tidak nangis, mungkin karena angin siang itu terlalu kuat, sehingga mataku berair.
Sorenya aku memutuskan untuk pergi berlibur ke Bandung. Sekaligus mengecek beberapa hal yang menyangkut masa depanku. Aku sudah pamit dengan sahabtku, dan mengatakan bahwa aku bisa pergi sendiri. Lagian salah seorang teman dekatku akan menjemputku distasiun setelah aku sampai. Kota ini harus segera aku tinggalkan, karena terlalu banyak kamu disini.
Baru saja aku keluar dari gerbang kosan sahabatku, aku melihat seorang sedang berjalan kearahku, diam lalu membantuku membawa barangku. Kamu? Bener ini kamu? Degup janjtungku menjadi tidak karuan.
Kamu: Hai...
Aku: Halo. Ngapain disini?
Kamu: Aku yang harusnya nanya, mau kemana? Kok gak bilang kalau disini?
Aku: Mau ke bandung ngurus sesuatu. Hmm, sesuai janji kok. Kan gak boleh ganggu kamu lagi.
Kamu: Iya juga ya, besok-besok kalau kesini kasih tau aku ya. Hmm, makasih udah mau datang :)
Begitulah aku dan kamu dipertemukan kembali. Bahagia adalah ketika aku bisa kembali nyaman memulai percakapan denganmu. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, dipihakku tidak ada yang berubah. Kamu masih jadi tempat ternyamanku, selalu. Sore itu, kamu menjadi orang yang ingin kupeluk. Dan tiba-tiba kamu yang duluan memelukku tepat sebelum aku naik bus. Apa ini? Apa maksudnya?
#to be continued in several month#
Komentar
Posting Komentar