Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Bertemu Kembali

#Lanjutan serial Benang Merah# Hari-hari kujalani seperti biasa. Pergi kuliah, terlibat dalam kegiatan keahasiswaan, menjadi penghuni tetap perpustakaan, pergi nongkorong dan sebagainya. 2 tahun sudah berlalu. Sejak aku tidak lagi memiliki partner yang bisa selalu aku banggakan. Kita yang tidak pernah berkabar tapi aku masih sedikit tau tentangmu. Mengikuti perkembanganmu melalui dunia maya menjadi kegiatan rutin yang aku lakukan. Orang-orang selalu mengatakan apa lagi yang harus aku harapkan darimu. Sungguh entah dimana akal sehatku yang sudah tak peduli lagi dengan harga diri, gengsi dan lainnya. Aku hanya terlalu menyayangimu. Kamu tau, hari ini mugnkin hari yang akan aku masukkan kedalam daftar hari bersejarah dalam hidupku. Wisuda! Akhirnya setalah 3 tahun 4 bulan aku menempuh pendidikan S1 di sini, di kota yang selalu mempertemukan kita, akirnya gelar itu berhasil aku tambahkan dibelakang namaku. Toga itu telah terpasang rapi diatas kepalaku, dengan balutan kebaya gold maroon...

Benang Merah

Desember 2012, Perpustakaan Soeman HS Lantai 2 Ini sudah jadi kebiasaan kita, mengunjungi perpus daerah yang banyak buku terus dingin. Orang yang ada disampingku ini adalah partner dalam segala hal. Tepat hari ini genap sudah kami 1 tahun 8 bulan bersama-sama. Hubungan jarak jauh yang kami lakoni masih bisa diatasi dan seperti kelihatannya kami baik-baik saja. Yaa setidaknya sampai 2 bulan lalu. Sebelum kamu kembali kesini. Aku: Kamu kalau masih ada kegiatan di sana bilang dong, aku kan bukan peramal yang bisa tau semua kegiatan kamu. Kalau kamu gak bilang telepati doang mah mana cukup. Kalau kamu bilang kan aku bisa siapin diri sama agenda lain buat ngisi liburan aku. Ini enggak, kamu pake rahasiaan segala. Kan kesal Kamu: Ya terserah aku dong mau kasih tau kamu apa enggak, Lagian kamu maksa sih aku buat pulang, semua yang aku rencanain gagal.  Begitulah hari kita sore itu, mempermasalahkan hal yang tak selayaknya kita permasalahkan. Aku yang dengan pendirianku menginginkan...

Terlau Jauh

Malam ini seharusnya aku disbukkan dengan program kerja yang berhasil menyita waktuku. Tetapi aku masih berada dalam kebiasaanku. Dulu, aku sering menyebutkannya nge- stalk. Sebelum aku pamit tidur melalui pesan singkatku ke kamu, aku selalu menyempatkan diri membaca cerita singkat yang ditulis penulis inspirasiku. Dan malam ini, tidak, akhir-akhir ini aku kembali melakukan kebiasaan itu. Satu tahun lebih merupakan waktu yang cukup untuk aku bisa melupakanmu. Tapi nyatanya, bayanganmu masih begitu melekat hangat didalam memori otakku. Aku selalu berusaha menahan diri untuk tidak mengenangmu sedikitpun, tetapi seberapa besar usahaku sebesar itupula aku kembali mengingatmu. Aku menjalankan hidupku dengan baik-baik saja. Sungguh. Aku selalu menyibukkan diri. Aku ikut kegiatan ini kegiatan itu. Bahkan rasanya 24 jam sehari tidak cukup untuk menyelesaikan semua yang aku kerjakan. Tapi apa, sejujurnya aku menyibukkan diri agar aku bisa setidaknya tidak terlalu memikirkanmu, mengenangmu dan ...

Gelap

Tersiksa dalam rasa yang tak pernah berujung, berteman luka menambah seni Terhanyut dalam dentingan detik waktu yang tak bergerak mundur, berteman sepi menambah lagu  Langit malam masih sama, mungkin susunan rasi bintang nya yg berbeda Angin malam menyapa lembut tirai jendela, tuk titip pesan bahwa aku merindukannya Entah kapan semua ini berakhir, saat lelah membuatku berhenti berharap  Lewat bait tulisan aku mengenangmu, karena aku benar-benar ingin kamu kembali  Sincerly,

Jingga Sore

Semburat langit jingga membingkai langit sore dengan indahnya  Ketika warna langit berubah, dan sore ini dan sore besok belum tentu warna itu sama  Warna yang tak sama, namun sama indahnya  Indah yang tak sama, namun aku menyukainya  Sama, sama seperti kamu yang selalu aku kagumi indahnya. Warnamu yang tak kan sama, bagiku kamu tetap yang terindah Selamat sore lagi untuk kamu. Tetap disana ya, dimana aku selalu bisa menyapamu dalam diamku :)  Sincerly,  RE

Selamat Sore

Walau memang aku harus menjadi rumput hening yg bergoyang di hempas angin, maka aku berharap angin itu adalah kamu  Ketika aku menjadi cercahan cahaya langit sore yang berpendar di ujung langit, maka aku harap di ujung itu kamu melihatnya  Sore kemarin, sore sekarang, sore besok dan sore-sore selanjutnya tetaplah di sana. Di tempat dimana aku bisa selalu mengucapkan selamat sore dari jauh kepadamu Sincerly with love,  RE

Terlambat

Malam semakin larut ketika aku mencoba mencari sosokmu disana. Diantara ratusan bintang yang ada di langit, mungkin salah satunya adalah kamu. Yang mana? Sampai saat ini pun aku masih terus mencari. Suatu saat mungkin kau bersinar amat terang, namun lain hari mungkin kau tenggelam diantara yang lain. Hingga saat ini aku pun masih belum bisa mengatakan "Itu adalah kamu!" sampai suatu saat aku memberanikan diri untuk mencari alasan atas ketidakjelasanmu hadir disana. Aku sadar, selama ini aku hanya membenarkan diri atas apa yang telah tejadi. Kenapa kamu bersinar terang? Mengapa kamu tak pernah kutemukan? Kenapa aku tak pernah mencoba mencari alasan dari semua kejadian ini. Hingga aku akhirnya menemukan alasan-alasan yang tepat setelah kamu terlalu sering bersinar disana. Terlambat? Takpapa, selama aku masih bisa mengetahui alasannya. Kamu akan tetap bersinar disana, Ketika semua alasan kutemui, kenapa sakit yang terasa? Mungkin karena terlalu terlambat bagiku untuk menyadarin...

Sampai Jumpa

Untuk yang pertama kalinya aku kembali menulis. Kali ini tulisanku berbeda. Bukan lagi tentang orang yang dulu selalu aku jadikan inspirasi setiap tulisanku. Bukan lagi tentang orang yang dulu selalu aku ingin rengkuh. Bukan lagi orang yang selalu aku sebutkan namanya dengan iringan doa. Bukan lagi tentang semua tentang kita yang kini sudah berubah menjadi aku dan kamu. Yang sudah berjalan di orbit masing-masing. Yang sudah menjadi orang asing dengan kehidupan masing-masing. Yang tak lagi partner dalam segala hal. Itu semua masa lalu yang tak pernah kusangka akan berakhir seperti ini. Menulis adalah hobiku. Kamu adalah duniaku. Ketika duniaku menghilang aku berhenti menulis. Dan itu sama menyiksanya. Pertahanan diri yang kubangun sedemikian rupa, hancur lebur bersamaan dengan perginya kamu dari hidupku. Benteng itu seakan tak punya pondasi, walau telah kurakit sedemikian rupa. Kamu tau? Aku kembali menulis. Aku kembali ke duniaku. Dunia yang sudah tidak ada kamu lagi. Kamu tau? Kamu b...