Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Ingatkah kamu?

Pasti yang pembaca bakalan bosan karena aku sering menuliskanmu. Tapi setelah menulis rasanya aku lebiih lega.  Hujan selalu bisa mengingatkanku pada semua kenangan tentang kamu. Mereka nyata dan aku merasa seperti tengah menyaksikan sebuah film biskop. Tapi, aku dan kamu lah pemeran utamanya. Kamu tahu? Saat itu aku merasa menjadi wanita yang paling bahagia versiku. Dimana kamu selalu bisa aku temui setiap harinya. Yang aku tak pernah sabar untuk menanti pagi, berpacu dengan waktu dan dengan semangatnya menuju sekolah. Aku yang diam-diam memperhatikan jam berapa kamu datang, hari apa kamu piket, warna jaketmu hari ini apa, kamu membawa bekal apa tidak, bagaimana ekspresimu ketika mengerjakan soal Matematika yang tak kupahami dan aku tahu kamu cukup tenggelam di sana, bagaimana semangatnya kamu bermain bola, bagaimana keringatannya kamu ketika kita usai jam olahraga, bau parfummu yang sekarang katanya tidak pakai parfum, siapa saja teman dekatmu, siapa saja teman perempuanmu, b...

Kini Apalagi?

Ini sudah tahun kedua yang kita laui bersama-sama. Apa? Iyaaa kita. Kita yang aku maksud terdiri dari aku, kamu dan mereka yang aku sayang. Pertama kita bergerak dari pertukaran tahun ajaran yang terasa amat begitu cepat. Lalu? Sekarang kita sudah akan memasuki tahun ke-2 dunia baru, dunia perkuliahan.  Aku, satu-satunya manusia yang terdampar di Pekanbaru. Bukan karena aku bodoh, tidak beruntung atau apalah yang dulu sempat menghantui tahun pertama aku memasuki dunia baruku. Tapi sekarang aku menyadari apa yang telah Allah rencanakan atas semua yang sudah kulalui. Bertemu dan bergabung dengan orang-orang baru yang benar-benar baru. I'm really enjoy my life now. Melakuakan semua hal yang tak pernah kulakukan sebelumnya. Misalnya? Camping. Satu hal yang tak pernah kubayangkan akan kulakukan seumur hidupku. Rempong? Banget. For the first time banget harus bangun tenda yang gak gampang, lalu jalan kaki ke mana-mana, gak mandi selama 2 hari, tidur di tanah yang beralaskan tikar....

Hadirmu

Hadirnya matahari dipagi hari adalah hal yang memuakkan sekaligus menyenangkan. Bayangkan saja, aku harus memulai semua rutinitas yang melelahkan dengan semua kesibukan yang berperan di dalamnya. Tapi jangan lupa bayangkan kemungkinan-kemungkinaku untuk bisa menemukan harapan baru. Harapan, cita dan angan untuk bisa bertemu kamu. Sebuah semangat dan dorongan yang luar biasa sehingga aku bisa melewati seluruh hariku dengan harapan aku bisa melihat dan menatap hadirmu di hadapanku. Hadirnya hujan adalah hal yang paling menyejukkan. Bayangkan saja, lewat harmoni suara gemerincik air yang berpadu dengan bau tanah adalah saat paling menyenangkan untuk mengenangmu. Mengingat semua kenangan yang pernah kita lakukan. Semua hal yang kita lewati bersama. Dan itu membuatku harus menekan rasa rinduku akan hadirmu di hadapanku saat ini juga. Sekarang. Bukan hanya angan atau bayanga yang berputar-putar di dalam otakku di bawah derasnya hujan. Bahkan aku rela, berteman dengan air hujan hingga...

Andaikan

Terlalu banyak kata-kata yang tak pasti. Terlalu banyak janji-janji manis yang terucapan. Terlalu banyak mimpi-mimpi yang mengudara. Namun sebaanyak itulah kita berhak berjuang agar banyak kata menjadi pasti, banyak janji yang tak teringkari dan semua mimpi mendarat dan tak hanya mengudara. Berikut adalah bait sederhana untukmu Andaikan rasa rindu bisa kutukar dengan uang aku tak tau sudah sekaya apa aku sekarang Andaikan rasa bosan bisa kujual tak tau pedagang tesohor seperti apa aku sekarang Andaikan rasa cemas bisa kujajakan layaknya baju di toko tak tau seberapa banyak pelanggan ku sekarang Andaikan rasa peduli bisa kutawarkan sebagai obat tak tau seberapa banyak penyakit yang sudah kusembuhkan Andaikan rasa kagumku bisa kuganti dengan tahta kerajaan tak tau sudah berapa banyak kerajaan yang kupimpin Dan andaikan rasa sayangku bisa kuserahkan sebagai donoran darah maka sudah banyak lah nyawa yang mungkin bisa kuselamatkan Namun, takkan kutukar rinduku dengan uang k...

Rasa Sayangmu Perlahan Memudar dan Aku Penyebabnya

Malam itu aku tengah benar-benar sibuk dan tenggelam dalam duniaku. Buku-buku beraneka judul beserakan memenuhi meja belajarku. Yaa ini rutinitasku setiap harinya. Laptop yang menyala dan tengah melakukan tugasnya memberikanku informasi untuk kutuliskan di lembaran tugasku. Handphone-ku melantunkan lagu-lagu melow favoritku. Sesekali aku menyentyh benda mungil itu untuk membalas tiap pesan singkat yang kau balaskan untuk ku. Bahagianya aku sesibuk apa pun kamu di sana, kabarmu tak pernah lenyap aku ketahui. Seserius apapun kamu berutinitas di sana kamu selalu menyempatkan membalas semua perkataan ku yang tak penting. Sungguh aku benar-benar senang atas setiap waktu yang selalu sempat kau luangkan untukku. Di tengah bertumpuknya tugas-tugas mu, kamu membiarkan aku mendengar dan menikmati suaramu. Sayang, terimakasih untuk semua yang telah kau lakukan hingga saat ini. Aku sungguh benar-benar merasa menjadi wanita yang beruntung bisa memilikimu. Cukup lama sudah kita bersama. Bertarung...