Sepertinya Aku Tak Bisa
Sudah sekian lama kita saling mengenal. Selama itu pula hadir mu tak pernah absen di hariku. Dan sapamu tak pernah lenyap di usir waktu hingga saat ini. Iyaa hingga saat ini. Saat ini kita masih bersama. Sepasang kekasih yang saling menyayangi. Menghormati, mensuport dan saling percaya. Berbulan bulan sudah kita bersama. Berbagi cerita setiap harinya. Bercerita tentang mimpi-mimpi yg menjadi tujuan kita masing-masing. Lalu saling menyemangati agar kita bisa menggapai mimpi itu. Iyaa itu kisah kita sekarang. Bahkan sepertinya kisah ini lebih indah dari cerita di negri dongeng. Dongeng? Aku lebih memilih untuk bertahan di kehidupan ku sekarang agar tetap bisa bersama mu. Bahkan jika pun aku harus di kirim ke negri dongeng, menjalani hidup yg indah seperti yg tulis. Aku tetap tidak mau. Tidak ingin. Kisah aku dan kamu itu nyata. Apa adanya kita. Dan aku tidak ingin melewatkan nya, bahkan sedetikpun.
Memang itu kisah kita sekarang. Tak ada jaminan kita akan tetap bersama di masa depan. Tak ada yg bisa memastika jika pada akhirnya aku tidak lah berakhir bersamamu. Kita hanya menjalani apa yg ada dihadapan kita saat ini. Pintu masa depan masih terkunci. Belum bisa kita intip. Tapi, percayalah apa yg ada di balik pintu itu kita yg pilih. Pintu mana dan ke mana tujuanny kita yg tentukan. Kamu tak perlu khawatir. Jikapun pada akhirnya kita masuk ke pintu yg berbeda dan tak bersama, itu tetap keputusan kita.
Aku tak bisa. Tak bisa sepertinya jika pada akhirnya aku tidak bersama mu. Bayangkan saja jika hari ku tanpa dirimu. Katakanlah aku bisa menemukan penggantimu. Katakan lah aku bisa bersamanya. Lalu apa secepat itu aku menggantimu? Menghapus semua kenangan yg sudah kita ukir di kertas putih itu? Melupakan semua nya begitu saja? Berpura-pura bahwa aku lupa? itu menyakitkan. Sepertinya aku tidak bisa. Tidak bisa menghapus mu secepat itu. Bahkan jikapun tuhan mengirim manusia yg lebih sempurna dari mu.
Iyaa mungkin aku terlalu menyayangimu. Lalu salah kah aku? Saat ini aku hanya berusaha merubah takdir, jika pada buku tuhan kamu bukan ditakdirkan untukku. Tapi jika aku gagal, aku akan mundur, lalu berbalik arah. Menjauhimu. Tapi tidak melupakanmu
Memang itu kisah kita sekarang. Tak ada jaminan kita akan tetap bersama di masa depan. Tak ada yg bisa memastika jika pada akhirnya aku tidak lah berakhir bersamamu. Kita hanya menjalani apa yg ada dihadapan kita saat ini. Pintu masa depan masih terkunci. Belum bisa kita intip. Tapi, percayalah apa yg ada di balik pintu itu kita yg pilih. Pintu mana dan ke mana tujuanny kita yg tentukan. Kamu tak perlu khawatir. Jikapun pada akhirnya kita masuk ke pintu yg berbeda dan tak bersama, itu tetap keputusan kita.
Aku tak bisa. Tak bisa sepertinya jika pada akhirnya aku tidak bersama mu. Bayangkan saja jika hari ku tanpa dirimu. Katakanlah aku bisa menemukan penggantimu. Katakan lah aku bisa bersamanya. Lalu apa secepat itu aku menggantimu? Menghapus semua kenangan yg sudah kita ukir di kertas putih itu? Melupakan semua nya begitu saja? Berpura-pura bahwa aku lupa? itu menyakitkan. Sepertinya aku tidak bisa. Tidak bisa menghapus mu secepat itu. Bahkan jikapun tuhan mengirim manusia yg lebih sempurna dari mu.
Iyaa mungkin aku terlalu menyayangimu. Lalu salah kah aku? Saat ini aku hanya berusaha merubah takdir, jika pada buku tuhan kamu bukan ditakdirkan untukku. Tapi jika aku gagal, aku akan mundur, lalu berbalik arah. Menjauhimu. Tapi tidak melupakanmu
Komentar
Posting Komentar