Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Seperti garis lurus..

Pensil tua ku tak henti-henti nya menciptakan goresan-goresan indah di atas kertas putih yg telah kosong untuk sekian lama. Garis-garis halus yg selalu di gores secara lembut dan penuh arti. Iyaaa, sama seperti kamu yg selalu melintas di mana saja. Melintas secara perlahan dan mengusik fikiran ku. Seakan ada sebuah magnet yg selalu. Menarik mata ku untuk selalu melihat bayangan yg sama setiap harinya. Tapi kenyataannya apa? Hanya bayangan saja kah? Yg aku takut kan, jangan-jangan kamu itu hanya ilusi ku saja. Sebuah karya otak yg beresinergi dengan hati dan menghasilkan sebuah karya fiksi, yaitu kamu.. Semakin banyaj goresan yg terlampir di kertas semakin bisa aku memahaminya. Tapi tetapsaja garis inintidak tegas. Tidak jelas. Tidak tahu dimana akhirnya. Apakah kumpulan garis-garis ini akan membentuk sebuah akhir cerita yg indah. Tak ada yg tahu bahkan aku sang penulis dan kamu sebagai sumber inspirasiku. Saat ini pensil ku hanya menulis semua yg terlihat oleh mata ku. Berkerja sama d...

Ayah..

Setelah dari siang belum ada makan, di tengah usaha ku untuk bisa bersahabat dengan matematika, perut ini memberontak untuk diberi makan. Awalnya tidak ingin makan karena saya bakalan sendirian duduk di meja makan. Alhasil pas makan malam di temanin ayah di meja makan. Saat semua orang di rumah sudah pada makan, saya adalah orang terakhir yang belum menikmati makan malam. Ayah dengan senang hati duduk di samping aku dan menemani aku makan. Awalnya kami hanya bercanda dan tertawa biasa. Yaa memang selalu begitu. Ayah adalah orang yg sangat humoris dan senang sekali membuat orang tertawa. Katanya ketawa adalah sarana untuk mengurangi tua. Karena itu ayah suka sekali tertawa. Dulu, ketika aku masih kecil dan masih bisa di bodoh bodohi dengan pertanyaan bodoh, ayah selalu memberika teka teki aneh yang lucu dan tak pernah terfikir kan jawabannya oleh otakku yg masih polos kala itu. Dari kecil ayah selalu mendidikku untuk selalu tersenyum bahkan tertawa di saat aku ada masalah. Hal itu lah y...

Hmm lalu....

Hai... selamat pagi Hai... apakabar? Hai... baikbaik aja? Hai....... Hahahaha satu kata yang singkat. Jika setiap saat aku bisa mendengar sapaan ini dari mu sepertinya hari ku akan lebih indah. Sapaan singkat dari mu memberika energi positif sepertinya. Bahkan "hai" mu sudah membuat ku merasa nyaman. Tak bisa kah aku mendengarkan itu? Sepertinya aku bukan cewek yg banyak tuntutan. Dan aku tak pernah memintamu berubah jadi seperti apa yg aku inginkan. Bahkan aku lebih menyukai kamu yg apa adanya. Tapi, untuk saat ini bolehkah aku meminta kamu untuk menjadi sosok yang nyata. Bukan seseroang yg hanya menjadi bayang2 kabur yg selalu melintas dihadapanku. Menurut ku kamu itu terlalu abuabu untuk bisa ku lihat. Aku ini bukan seorang peramal yg mampu membaca dan mengerti semua tindakan mu. Jika kamu tak bicara, apa yg bisa aku artikan? Senyumu, matamu, seperti nya sama saja. Bisu. Tak meng isyaratkan apaapa. Tak bisa kah kamu memberikan kejelasan dari itu semua? Sayang nya, aku ...

Penghapus Klasik

Ini adalah postingan yg gak jelas apa asal usulnya. Tapi ada sihh. Sebuah kenyataan pahit. Sebuah berita burung yg sudah menyebar dan trdengar oleh ke2 telinga yg tak berdosa ini. Sebuah berita yg mengharuskan aku memaksakan diri untuk melupakan semua yg telah ada dan yang telah terlukis rapi di kanvas putih itu. Susah? Rasanya lebih sulit dari soal2 ulangan yg ada. Sedih? Munafik jadinya kalau aku bilang enggak sedih. Kecewa? Mustahil selagi aku adalah manusia yg punya perasaan. Kamu? Iyaaa kamu. Sepertinya kamu lah penyebab tawa dan sedih ku. Yaa walaupun hanya 20% dari 100. Tetap aja kamu pelengkap hidup ku yg udah lengkap. Dan kamu lah satu2 nya orang yg sangat sering membuat aku kehilangan senyum ku untuk sesaat. Baiklah, apa pun berita itu sepertinya kamu tak perlu tahu. Yg jelas, sekarang aku harus melupakannya. Menyimpan semua tentang kamu dalam kotak indah di sudut ruangan otakku. Dan sepertinya aku harus menghapus semua rasa2 yg terlibat dan pernah muncul ke permukaan . Aku...

Bulan dan bintang

Ketika matahari sudah kembali berstirahat dalam damai, maka sang penguasa langit malam akan muncul menggeser kedudukan sang petinggi langit siang itu. Cahaya nya yang temaram membingkai lembut gelap nya malam. Bulan. Yaaa dia bulan. Satu2 nya sumber cahaya bumi. Cahaya yang di pancarkan bulan tak sekuat dan setegar matahari. Kelembutan bulan menimbulkan nilai lemah nan indah dari pancaran sinarnya. Karena itu lah, sang bulan takbsanggup berdiri sendiri. Seorang sahabat akan selalu setia menemaninya dalam diam. Dia lah bintang. Sebuah benda langit yang dalam jumlah banyak akan selalu menjadi prajurit setia di bawah pimpinan sang bulan. Jutaan bintang akan berkoalisi menjadi satu dan menghasilkan sebuah pasokan energi dalam bentuk cahaya terang yang membantu sang bulan menyinari langit malam. Sungguh lah bintang itu tak pernah lelah dalam menjalan kan tugas nya setiap malam. Padahal pemimpin mereka hanya sang bulan yang lemah tak terlalu banyak daya. Persahabatan antara bulan dan bintan...